Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Sabtu, 22 November 2014, 13:00 WIB

Etika Berwisata Alam

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak alam!
  3. Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
  4. Jaga sikap dan sopan-santun!
  5. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  6. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Boleh dibilang aku ini agak pekok kalau sudah berurusan dengan bersepeda. Seperti pada Minggu pagi (30/3/2014) yang lalu. Kok ya mau-maunya aku menuruti rayuan iblis untuk bersepeda menyusuri Jl. Raya Jogja – Solo tanpa berhenti dan juga tanpa minum dengan sepeda federal tua yang dulu pernah aku tunggangi ke Laut Bekah, hehehe.

 

Ya... pokoknya sekuatnya lah Pembaca. Kalau capek ya balik kanan pulang ke Jogja. Gampang toh?

 

Pancal Terus ke Arah Timur!

Demi mensukseskan ide pekok ini aku berangkat dari rumah sebelum jam enam pagi. Sepanjang jalan aku hanya berhenti pas ketimpa nasib ketemu lampu lalu lintas yang nyala merah. Selebihnya ya mancal pedal terus. Nggak sempet motret malah.

 

Aku baru berhenti agak lama pas ngelihat tugu di Jl. Raya Jogja – Solo yang tulisannya “Selamat Datang di Kota Klaten”. Aku pun mbatin, kalau terus bersepeda bablas ke timur mesti nanti baliknya bakal repot. Yo wis, kurang lebih 3 km sebelum pusat Kota Klaten aku balik arah ke barat terus ke utara. Niatnya sih pulang sekalian blusukan gitu deh Pembaca.

 

Peta Lokasi Pemandian Alami Khusus Wanita bernama Umbul Tirtomulyani, Kebonarum, Klaten, Jawa Tengah
Jauh juga ya...

 

Dari Jl. Raya Jogja – Solo yang rame sama bus dan truk aku pindah ke jalan desa mepet sawah yang damai dan tentram. Rutenya sih masih blusukan nggak jelas, hahaha. Sekitar jam delapan pagi ndilalah aku sampai di sekitar pusat kota Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Buat bukti ke Pembaca supaya nggak dianggap hoax, aku potret kantor kecamatannya sekalian buat kenang-kenangan juga, hehehe.

 

Lokasi Kantor Kecamatan Kebonarum di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah
Sampai sejauh ini Alhamdulillah sepedanya belum bermasalah... dikit...

 

Dekat kantor kecamatan itu aku lihat ada gapura yang tulisannya “Selamat Datang di Desa Wisata Alam Pluneng”. He? Apaan tuh? Daripada penasaran dan mumpung tanggung, ya sekalian aku mampir ke Desa Pluneng toh Pembaca? Emang di Desa Pluneng ada wisata alam apa sih?

 

Daerah Khusus di Desa Pluneng

Jarak 300 meter dari gapura aku melewati bangunan pura. Woooh, rupanya di desa ini ada komunitas umat Hindu! Mereka kayaknya lagi nunggu upacara Tawur Agung dimulai. Upacara ini dilakukan sehari menjelang Nyepi yang jatuh pada Senin (31/3/2014). Eh, dulu aku pernah motret upacara tawur agung di Candi Prambanan lho Pembaca.

 

Lokasi Pura Hindu di Kecamatan Kebonarum, Klaten, Jawa Tengah
Ada umat Hindu yang bermukim di sini.

 

Habis itu muter-muter deh aku di perkampungan dekat pura. Penasaran, apa di sini ada objek lain selain pura ya? Ndilalah aku malah ketemu patung Buddha! Uniknya, patung Buddha nya itu adanya di atas sendang. Wedalah! Apa pula ini Pembaca?

 

Suasana pagi hari di pemandian Umbul Tirtamulyani di Kebonarum, Klaten
Apa maksudnya ini?

 

Jujur, waktu itu aku lumayan ragu-ragu mau mendekat ke sendang. Antara ya-tidak, ya-tidak, ya-tidak. Bingung, walaupun nggak sampai galau, hahaha. Dalam bayanganku, merendam kaki di sendang kayaknya enak tuh. Apalagi kan aku bersepeda pekok nggak pakai berhenti dari Jogja.

 

Masalahnya, di sendang bernama Umbul Tirtamulyani itu banyak ibu-ibu yang lagi nyuci baju. Pemandangannya 11-12 sama di Sendang Klangkapan, Godean. Bedanya, ibu-ibu di Umbul Tirtamulyani itu pakai kemben, karena mereka sekalian mandi di sana. Doh!

 

Karena itu, jangankan buat mendekat, buat motret aja aku mesti mikir strategi kok! Bisa diamuk ibu-ibu sekampung kalau aku langsung mendekat motret. Doh!

 

Ibu-ibu telanjang sedang mandi sambil mencuci di Umbul Tirtamulyani di Kebonarum, Klaten
Hasil bidikan sambil sembunyi-sembunyi. Sayangnya banyaknya simbok-simbok... #eh?

 

Jadi ya aku pasrah deh nunggu situasinya jadi lebih kondusif. Yaitu nungguin itu ibu-ibu yang pada pakai kemben itu berangsur pulang.  Sayangnya, sampai aku selesai motret nggak ada satu pun gadis-gadis yang ikut mandi nyuci di sana. #eh

 

Anak-anak main air telanjang bulat di Umbul Tirtamulyani di Kebonarum, Klaten
Mbok yang lebih tuaan dikit dan berjenis kelamin perempuan... #eh?

 

Dari informasi di situs ini, katanya Umbul Tirtamulyani ini memang dikhususkan untuk wanita. Bener juga, memang sedari tadi aku nggak ngelihat ada laki-laki di sekitar tempat ini selain anak-anak kecil dan aku sendiri . Kayaknya aku nyasar di tempat dan waktu yang salah ini, hahaha.

 

Benda purbakala Yoni yang ada di Situs Umbul Tirtamulyani, Kebonarum, Klaten
Adanya yoni apa ini tanda kalau ini daerah khusus wanita?

 

Terlepas dari pemandangan ibu-ibu mandi nyuci bareng di sendang ini #eh, buatku tempat ini cukup menarik karena dikelilingi benda-benda klasik. Ada yoni, stupa, arca buddha, hingga golog-gilig. Kalau yoninya sepertinya sih asli, nggak tahu deh dengan yang lain karena ya itu sendangnya kurang kondusif untuk aku dekati, hahaha.

 

Tugu golog-gilig yang ada di Situs Umbul Tirtamulyani, Kebonarum, Klaten
Ini lho yang namanya golog-gilig.

 

Kapan-Kapan Balik Lagi

Daripada nanti terjadi hal-hal yang diinginkan, mending aku buruan cabut deh dari Desa Pluneng. Lagipula Jogja kan masih jauh. Ya... sekitar 25-an km lah ya jaraknya (gila juga ya aku bersepeda 25 km nggak pakai minum ).  Kalau mengingat masa lalu, dulu aku bersepeda ke Prambanan saja perlu berkali-kali berhenti lho Pembaca. Sekarang sampai Klaten pun bisa tanpa berhenti. Hohoho.

 

Kalau besok aku khilaf kayak gini lagi, mungkin aku bakal balik lagi ke desa Pluneng. Katanya selain Umbul Tirtamulyani juga ada Umbul Tirtamulya. Katanya umbul ini khusus untuk pria,  jadi aku bisa bebas main air di sana. Cihuy!

 

Sekali lagi, jangan tiru kelakuan Pekok bersepeda saya ini ya Pembaca! Di sekitar tempat tinggal Pembaca ada semacam “pemandian umum” macamnya Umbul Tirtamulyani ini nggak ya? Yang khusus untuk wanita lho? Siapa tahu....


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • MARVIN
    avatar komentator ke-0
    MARVIN #Minggu, 11 Okt 2020, 22:59 WIB
    12 Okt 2020
    Baca ini sambil senyum2 kepengen, ah berbulan2
    wfh tau gitu sepedaan sampai ke daerah2 begini..
  • SAMIN
    avatar komentator ke-1
    SAMIN #Kamis, 27 Nov 2014, 12:44 WIB
    ini bisa dikatakan tempat untuk \"ngalap\" jodohkah?wahaha
    Bisa jadi Bro! Silakan dicoba XD
  • WENING
    avatar komentator ke-2
    WENING #Rabu, 26 Nov 2014, 23:18 WIB
    bening banget airnyaa... kalo pas sepi berendem enak kali yak haha
    Kalau sampeyan sih enak mbak bisa nyemplung, lha kalau saya? Ini kolam khusus wanita je...
  • CUMILEBAY.COM
    avatar komentator ke-3
    CUMILEBAY.COM #Rabu, 26 Nov 2014, 10:30 WIB
    Kmrn naik sepeda cuman 10 km aja gw dah ngos2an hahaha .... Itu simbok knp ikutan di
    intip ??? demen yaa ama mbkok2 hahaha
    Niatnya cari yang \"seger-seger\" Bang, nggak tahunya...
  • SUTOPO
    avatar komentator ke-4
    SUTOPO #Selasa, 25 Nov 2014, 18:14 WIB
    judul artkel e kui loh mas, ora nahan banget , wkkwkw , pancal...
    apane seng di pancal hehe :D
    salam
    sutopo blogger jogja
    Pancal kie jebul e artine opo toh? ;p
  • CADERABDULPACKER.COM
    avatar komentator ke-5
    CADERABDULPACKER.COM #Senin, 24 Nov 2014, 16:36 WIB
    saya curiga neh... jangan-jangan modus biar bisa liat cewek-cewek mandi....wkwkwkwk...peace hehe..kabur
    sayang sekali di sana adanya simbok-simbok, bukan cewek-cewek...
  • CAHYO
    avatar komentator ke-6
    CAHYO #Senin, 24 Nov 2014, 15:27 WIB
    Ini motretnya smbil liat viewfinder yak? Weh... ludahnya habis dong ditelan terus bkakakak
    Sebenernya sih sambil ngelap keringet dingin, hahaha
  • GALLANT
    avatar komentator ke-7
    GALLANT #Senin, 24 Nov 2014, 13:31 WIB
    waah, foto yang terakhir harus fokus beneran itu :|
    dirimu mesti gagal fokus...
  • LOMBOKKITA
    avatar komentator ke-8
    LOMBOKKITA #Senin, 24 Nov 2014, 07:08 WIB
    weleh, padahal aku nungguin foto foto simbok kembenan
    Sori ya Bro, simbok2 udu seleraku... :p
  • RULLAH
    avatar komentator ke-9
    RULLAH #Senin, 24 Nov 2014, 05:16 WIB
    Wah mas Wijna, kembali tak bookmark tulisan ini. Pasti kedepannya tak kunjungi, Matur
    nuwun informasi lokasinya mas :-)
    Podo-podo Bro
  • HILDA IKKA
    avatar komentator ke-10
    HILDA IKKA #Minggu, 23 Nov 2014, 13:10 WIB
    Aku suka gaya travellingmu yang spontan. Tiba-tiba aja mampir ke tempat unik ini haha.
    Wah, bisa jadi sampean seolah jadi Jaka Tarub dong di sana :p
    Kalau Jaka Tarub itu nyasarnya ke tempat mandi bidadari. Lha ini kok tua-tua bidadarinya... >.<
  • MAS FEB
    avatar komentator ke-11
    MAS FEB #Sabtu, 22 Nov 2014, 20:14 WIB
    Sempet ngambil selendang gak mas? :D
    Nggak, takutnya salah keambilnya malah kutang :D
  • DITTER
    avatar komentator ke-12
    DITTER #Sabtu, 22 Nov 2014, 19:39 WIB
    Mas, jenengan iki jare asli Jakarta, tapi kok bahasa postingane nJowo bingits yo. Jan koyo wong Jowo tenin :D

    Ternyata sepeda jenengan sederhana toh, bukan sepeda yg sering dipake komunitas pesepeda itu....
    Iki mesti karena 10 tahun di Jogja belum balik-balik, hahaha. :D

    Kalau jalan datar, sepeda sederhana pun bisa dipakai buat keluyuran Bro.
  • KEKE NAIMA
    avatar komentator ke-13
    KEKE NAIMA #Sabtu, 22 Nov 2014, 17:52 WIB
    memang kalau ada, mau nyamperin? Hehe
    Siapa tahu. Saya seringnya khilaf lho Mak :p